Sebenarnya apa bedanya pengemis dan pengamen? Sekarang saya dah gak bisa bedakan atara pengamen dan pengemis. Kenapa gak ? setiap berhenti di lampu merah pasti ada pengamen. Entah anak dibawah umur ataupun remaja seumuran saya. Mengapa saya gak bias membedakannya? Karena pengamen seharusnya menghibur orang tetapi pengamen yang saat ini saya temui bukan menghibur tetapi malah membuat hancur mood kita.
Saya amat prihatin dengan nasib bangsa kita saat ini, kenapa tidak? Hampir di setiap lampu merah di
Saya juga binggung saat melihat anak – anak kecil itu mengamen. Saya binggung hendak memberi uang atau tidak. Kalau saya memberi sama aja saya mendidik mereka menjadi seorang pengemis, mental mereka kelak akan terbentuk menjadi mental peminta hingga mereka dewasa. Kalau tidak memberi juga kasihan melihatnya. Mereka sudah mengamen, meskipun lagu yang mereka nyanyikan gak beraturan.
Kadang – kadang saya berfikir sebenarnya siapa yang menyuruh mereka mengamen? Orang tuakan? Atau ada yang memaksa mereka mengamen. Seperti orang – orang yang mengorganisir mereka untuk mengamen di tempat yang ditentukan. Masalahnya jika pulang kuliah malam, saya melewati lampu merah pondok tjandra. Saya selalu menemukan anak – anak yang sama mengamen disitu.Menurut saya daerah sekitar situ, penduduknya mayoritas mampu / berkecukupan.
Menurut pembaca bagaimana sikap kita menghadapi pengamen? truz menurut pembaca bagaimana nasib bangsa kita mendatang?
2 comments:
lho...tu wajahnya ko' g kliatan....
wah...ditipu daya q....
Gaya mu ndutz,,,,,,,
tapi perubahan itu perlu...
Post a Comment